Teh Botol Sosro, Racunnya Teh
Dari dulu kita udah curiga. Teh kaya gitu doang kok bisa jauh lebih populer
dari soft drink impor. Ternyata ini jawabannya.
Marini tidak mengerti kenapa anaknya bertingkah aneh malam itu
terus-terusan rewel. "Rasanya dia tidak sakit apa-apa." Sudah tiga dokter
yang dia temui, semuanya menunjukkan gejala kecanduan yang akut. Tapi
kecanduan apa, anaknya belum bisa bicara, bagaimana dia bisa cari tahu?
Sampai akhirnya dia menemukan berita mengenai kandungan berlebihan
hidroxylic acid (atau nama resminya dalam format IUPAC adalah dihidrogen
monoksida) di dalam Teh Botol Sosro dari internet. Ia langsung ingat,
anaknya tadi siang baru saja menghabiskan tiga botol teh yang dibungkus
dalam berbagai kemasan dan merk ini. Celaka!
Ya, selama ini orang menganggap Teh Botol Sosro dibuat dari daun teh alami seperti yang diiklankan. Nyatanya itu semua bohong,
daun teh hanyalah
sebagian kecil dari bahan utama. Hidroxylic acid lah yang bertahun-tahun
telah dipakai sebagai bahan utama teh botol sosro, sehingga menyebabkan teh
ini terasa lebih enak daripada merk-merk lain.
Scientist dari seluruh Universitas terkenal di Amerika sepakat, tanpa kita
sadari hydroxylic acid sudah menguasai industri makanan. Dengan adanya
hydroxylic acid, rasa pahit yang sering muncul bila kita memakai pemanis
buatan bisa hilang tidak bersisa. Nyaris tidak ada makanan dan minuman
olahan yang tidak disentuh bahan ini. Dalam batasan wajar memang bisa
berguna bagi tubuh kita, dan tubuh kita punya mekanisme untuk menetralisir
kelebihan zat ini. Namun begitu melebihi ambang batas, tidak ada satupun
manusia yang bisa selamat.
Gejala kelebihan hydroxylic acid meliputi pusing, diare, pecahnya sel-sel
tubuh (plasmolisis) , bahkan jika konsentrasinya di dalam tubuh naik
signifikan, bisa menyebabkan rusaknya sel batang otak (neurolisis) dan
kematian mendadak. Hal ini telah memusingkan banyak petugas medis di dunia.
"Sedetik saja gejala kelebihan ini terlambat ditangani, nyawa pasien
melayang," jawab Dr. Priyadi Handoko, ahli kesehatan dari IKDN. Kalau sudah
begini, pengobatannya bisa sampai jutaan rupiah. Lalu mampukah orang-orang
seperti Marini menyembuhkan anaknya?
Yang membuat masalah ini jadi runyam adalah tidak adanya regulasi pemerintah
tentang penggunaan hydroxylic acid dalam industri. Pemakaiannya tercampur
baur. Data menunjukkan bahwa sebagian besar industri berbahaya memakai
Hydroxylic acid. Reaktor nuklir, pabrik pupuk, pewarna tekstil, semua
memakai bahan yang termasuk kategori senyawa kuat ini dalam konsentrasi
tinggi.
Bahkan beberapa tahun belakangan hydroxylic acid juga dipakai sebagai agen
reaktif dalam pengangkatan minyak bumi. Dengan bantuan hydroxylic acid,
sumur-sumur tua bisa kembali berproduksi.
Saat dihubungi, Humas PT Sosro tidak berkomentar banyak. "Kami sudah
menggunakannya secara bertanggung jawab. Seluruh lini produk Teh Botol Sosro
sudah lewat pengawasan badan POM". Masalahnya, berapa kadar hydroxylic acid
dalam makanan yang bisa dianggap bertanggung jawab? Kenapa selama ini
terkesan ditutup-tutupi dari sorotan publik? Saat pertanyaan itu diajukan,
"Brak!", telepon dibanting.
Hydroxylic acid adalah simbol keangkuhan industri besar makanan.
Penggunaannya tidak melalui transparansi yang jelas. Bahkan bahayanya tidak
pernah diumumkan ke masyarakat.. Tutup matanya pemerintah terhadap isu ini
wajar jika menimbulkan kecurigaan, berapa besar dana gelap yang sudah
mengalir untuk menyembunyikan bau busuk isu hydroxylic acid? Merk apa saja
yang sudah nekat memakai hydroxylic acid demi mendapatkan keuntungan besar?
Kini anak Marini masih tergolek di tempat tidur dengan menangis. Marini
bingung, apa yang harus dilakukan sekarang. Untuk mengobati kecanduan
anaknya, dia tidak punya biaya..
Monstera Karstenianum
2 bulan yang lalu
0 komentar:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Posting Komentar